Dalam kejadian yang luar biasa, Christchurch telah menjadi titik fokus dari apa yang disebut sebagai kasus lotere ilegal terbesar di Selandia Baru hingga saat ini. Seorang pria lokal dan sebuah perusahaan menghadapi tuntutan serius setelah diduga meraup lebih dari $11 juta melalui lotere online tidak sah, yang menandai pelanggaran signifikan berdasarkan Undang-Undang Perjudian tahun 2003.
Poin Penting:
Departemen Dalam Negeri (DIA) telah mempelopori penyelidikan, yang mengarah pada terungkapnya skema perjudian yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. Kasus tersebut, yang dibuka di Pengadilan Distrik Christchurch, melibatkan tuduhan promosi perjudian ilegal yang menawarkan hadiah mewah, termasuk mobil mewah, perahu, karavan, uang tunai, dan bahkan rumah hak milik.
Berdasarkan Undang-Undang Perjudian Selandia Baru tahun 2003, penawaran hadiah perjudian di atas $5000 diatur secara ketat, memerlukan lisensi perjudian kelas 3 — suatu tindakan yang dirancang untuk menjaga integritas operasi perjudian dan melindungi peserta. Lisensi ini diperuntukkan bagi masyarakat nirlaba yang melakukan perjudian untuk tujuan resmi, sebuah kriteria yang jauh dari operasi terdakwa.
Direktur perjudian DIA, Vicki Scott, menekankan pentingnya persyaratan perizinan yang ketat di negara tersebut, dengan menyatakan, "Kami tidak akan ragu untuk menanggapi dengan tegas ketika kami melihat contoh perjudian ilegal seperti lotere online tanpa izin." Sikap kuat ini menyoroti kebijakan pemerintah yang tidak memberikan toleransi terhadap pelanggaran peraturan perjudian, yang bertujuan untuk mencegah kegiatan serupa di masa depan.
Yang semakin memperumit masalah para terdakwa adalah bahwa Kepolisian Selandia Baru telah memulai proses hukum tambahan berdasarkan Undang-Undang Hasil Pidana (Pemulihan) tahun 2009, sebuah langkah yang menggarisbawahi keseriusan pihak berwenang dalam menangani kasus ini.
Skandal ini menyoroti sisi gelap perjudian online, sebuah industri yang mengalami pertumbuhan eksponensial di seluruh dunia. Hal ini juga berfungsi sebagai pengingat akan kerangka peraturan ketat yang mengatur perjudian di Selandia Baru, yang dirancang untuk mencegah eksploitasi dan memastikan permainan yang adil.
Seiring dengan berjalannya proses hukum, kasus ini akan menjadi tonggak sejarah penegakan hukum perjudian di Selandia Baru, dan berpotensi menjadi preseden baru mengenai cara penanganan operasi perjudian ilegal di era digital.